Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat karena terjadinya pendaharan dan gangguan lainnya. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Salah satu faktor yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit DBD adalah perilaku masyarakat dalam melaksanakan dan menjaga kebersihan lingkungannya. Untuk itu, perlu adannya upaya pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti guna memutuskan rantai penularan penyakit DBD. Upaya membasmi nyamuk Aedes Aegypti terutama lebih ditekankan pada tingkat larva yang dilakukan dengan pemberantasa sarang nyamuk melalui gerakan 3M (Menutup, Menguras, Mengubur). Peran serta masyarakat dalam PSN DBD lebih diutamakan peran ibu rumah tangga karena umumnnya yang bertanggung jawab mengurus rumah tangga termasuk masalah kebersihan rumah adalah iu rumah tangga (Depkes RI, 1998dalam Lerik M, Marni, 2008).
Gejala penyakit DBD ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam, ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien atau penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini:
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian. Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba, maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor). Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk dewasa.
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemok- onsentrasi yang berlebihan. Transfusi trobosit dilakukan jika jumlah trobosit menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum ekstrak daun jambu biji yang bisa menghambat pertumbuhan virus dengue serta tanpa efek samping. Jambu biji mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya harus diberantas (Aedes aegypti) sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara cepat memberantas nyamuk Aedes aegypti memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan pemberantasan nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat berkembang biaknya dirumah-rumah dan di tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD sekurang kurangnya seminggu sekali (Depkes RI, 2005).
PSN-DBD bisa melalui penggunaan insektisida untuk langsung membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa. Malation adalah insektisida yang lazim dipakai saat ini. Cara penggunaan malation adalah dengan pengasapan (thermal fogging), atau pengabutan (cold fogging). Ada juga insektisida yang bertujuan membunuh jentik-jentik nyamuk yakni abate. Cara penggunaan bubuk abate adalah dengan menaburkan bubuk abate pada tempat yang menjadi sarang nyamuk. Sedangkan PSN-DBD tanpa menggunakan insektisida adalah 3M, menguras bak mandi, tempayan minimal seminggu sekali, karena perkembangan nyamuk memerlukan waktu 7-10 hari. Selanjutnya menutup tempat penampungan air rapat-rapat dan langkah terakhir dari 3M adalah membersihkan halaman rumah dari barang-baranng yang memungkinkan nyamuk tersebut bersarang dan bertelur (Hendarwanto, 2001).
Hal-hal tersebut di atas menjadi salah satu dasar digalakkannya PSN di setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Kembaran I. Secara bergantian, 8 desa melaksanakan PSN sejak tanggal 25 Januari sampai dengan 6 Februari 2019.
Evaluasi hasil PSN Serentak di 8 Desa wilayah kerja Puskesmas Kembaran I :
Desa |
Target |
Jumlah Rumah diperiksa |
Jumlah Rumah Positif Jentik |
ABJ |
Ket |
Tambaksari |
95% |
258 |
37 |
85,65% |
Belum Tercapai |
Bantarwuni |
95% |
666 |
54 |
91,89% |
Belum Tercapai |
Dukuhwaluh |
95% |
100 |
17 |
83% |
Belum Tercapai |
Karangsoka |
95% |
240 |
52 |
78,33 |
Belum Tercapai |
Karangsari |
95% |
87 |
19 |
78,16% |
Belum Tercapai |
Kembaran |
95% |
262 |
57 |
78,24% |
Belum Tercapai |
Purbadana |
95% |
126 |
12 |
90,47% |
Belum Tercapai |
Linggasari |
95% |
102 |
20 |
80,39% |
Belum Tercapai |
Apresiasi untuk dukungan dan kerja sama yang sangat baik dari kepala desa beserta perangkat dan kadernya sehingga pelaksanaan PSN dapat berjalan dengan baik dan lancar.
dokumentasi :
Desa Karangsoka
Desa Tambaksari
Desa Bantarwuni
Desa Purbadana
Desa Karangsari
Desa Dukuhwaluh
//Foto Bersama - Staf Puskesmas & Kader//
Desa Linggasari
//Foto On The Spot - PSN Linggasari//
Desa Kembaran
//Foto On The Spot - PSN Kembaran//
*(qon/jan)